Tata Cara Makan Menyehatkan yang Dipraktekkan Rasulullah SAW (1)


 



Jakarta, Berita Adzan — Di dalam ajaran agama Islam, Allah SWT menganjurkan untuk makan dan minum yang halal dan baik serta begizi. Halal yang berarti diperbolehkan atau tidak ada larangan syar’i yang melarang nya, baik karena sifat benda atau cara mendapatkannya.
Bergizi maksudnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, seperti vitamin, karbohidrat, protein dan lemak. Dengan Muslim mengasup makanan yang baik, diharapkan menjadi sumber energi yang dapat membantu kita untuk berbuat kebaikan. Dengan begitu makanan tersebut memiliki keberkahan dalam kehidupannya.
Selain itu, Islam juga mengajarkan tentang adab makan dan minum, Allah SWT berfirman,
فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Artinya, “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”(An-Nahl : 114).
“Ketahuilah bahwasannya Islam tidak menganggap persoalan makan dan minum hanya sekedar persoalan dunia, tetapi juga ada kaitannya dengan ibadah. Dan hal ini tergantung pada niat dan motivasi manusia itu sendiri terhadap apa yang dilakukannya. Kita juga mengetahui Rasulullah SAW adalah suri tauladan umat dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam hal kesehatan, ajaran-ajaran beliau sudah banyak dibuktikan oleh penelitian-penelitian modern akan kebenaran manfaatnya yang besar,” tutur Ustad Muhamad Ghozali, MA, kepada Aktual.com, di Jakarta, Rabu (23/03).
Salah satu ajaran Nabi Muhammad tentang adab-adab makan yang membawa kesehatan dan keberkahan sepanjang zaman. Agar kita tetap bisa menjaga akhlak dengan meneladani Rasul dalam urusan makan dan minum sekaligus mendapatkan pahalanya. Berikut diuraikan tata cara dan budaya yang diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut,
1. Mencuci tangan
Mencuci tangan salah satu cara untuk menghindari terinfeksi sejumlah penyakit yang berbahaya. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih atau lemak (karena tidak dicuci) dan ketika bangun pagi ia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak menyalahkan kecuali dirinya sendiri.”
2. Membaca Basmalah dan Hamdalah
“Memulainya dengan membaca ‘Basmalah’ serta doa. Hal ini merupakan manifestasi ibadah dalam bentuk yang paling minimal. Sebab bila tidak menyebut nama Allah SWT, setan niscaya akan turut makan bersamanya, dan dengan demikian hilanglah nilai ibadahnya,” terang Ustad Ghozali.
Lantas apa bedanya dengan orang kafir? Dalam sebuah Hadis Rasulullah SAW berkata,
Dan dari Jabir berkata, saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang masuk dalam rumahnya dengan mengucapkan ‘bismillah’ ketika masuk dan ketika hendak makan, maka setan berkata kepada temannya, ‘tiada tempat tinggal dan tiada bagian makanan bagimu disini’. Sedangkan bila orang itu masuk tanpa menyebut nama Allah, maka setan akan berkata, ’Kamu dapat bermalamdi rumah ini’. Kemudian jika waktu makan tidak menyebut nama Allah, setanpun berkata, ‘kamu dapat bermalam dan makan disini’.”(HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Umar bin Abi Salamah berkata,
كنتُ غُلاما في حجْرِ رسول الله -صلى الله عليه وسلم- ،وكانت يَدي تطيشُ في الصحفَة ، فقال لي رسول الله -صلى الله عليه وسلم- : ياغلامُ ، سَمَّ اللَّه ، وكلْ بيمينك ، وكلْ مما يلَيك
Artinya, “Ketika aku masih kecil dalam didikan Rasulullah SAW, dan tanganku mengambil makanan dari segala sisi piring. maka berkata kepadaku Rasulullah SAW, Wahai anak, bacalah basmalah, dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang dekat darimu.”(HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)
Namun apabila kita lupa di awal makan, maka ucapkanlah segera saat teringat. Rasulullah SAW telah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah r.a, “Bila salah seorang diantara kamu hendak makan maka ucapkanlah “bismillah”, namun bila ia lupa di awalnya, maka ucapkanlah ‘bismillahi awwaluhu wa akhiruhu’(dengan nama Allah dari mula hingga akhir).”(HR. Tirmidzi)
Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW tersenyum, Beliau menjelaskan ketika seorang Muslim tidak membaca Basmalah sebelum makan, maka setan akan ikut makan dengannya. Namun, ketika Muslim tersebut teringat dan menyebut nama Allah SWT, maka setan pun langsung memuntahkan makanan yang sudah dimakannya.
Dan, membaca hamdalah setelah makan atau minum, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,
من أكل طعاما فقال الحمد لله الذي أطعمني هذا ورزقنيه من غير حول مني ولا قوة غفر له ما تقدم من ذنبه
Artinya, “Barang siapa yang setelah makan membaca Alhamdulillahilladzi ad’amani hadza wa rozaqanihi min ghoiri haulin minni wala quwwah maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(HR. At-Tirmidzi)
Rasullulah SAW bersabada, “Jika seseorang di antara kamu hendak makan, maka sebutlah nama Allah SWT. Dan jika ia lupa menyebut nama-Nya pada awalnya, maka bacalah, ’Bismillahi awwalahu wa akhirahu’ (Dengan menyebut nama Allah SWT pada awalnya dan pada akhirnya).”(HR. Abu Dawud)
Rasulullah SAW kembali bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT meridhai seorang hamba yang ketika makan suatu makanan lalu dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka dia pun mengucapkan Alhamdulillah.” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)
3. Makan dan minum dengan tangan kanan
Mengunakan tangan kanan untuk makan dan minum. Ingat Islam melarang makan dan minum menggunakan tangan kiri. Rasulullah SAW bersabda,
لاتأكلوا بالشمال فإن الشيطان يأكل بالشمال
Artinya, “Janganlah kalian makan dengan tangan kiri, karena setan makan menggunakan tangan kiri.” (HR. Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)
Abdullah bin Umar ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang diantaramu makan, maka hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan jika ia minum maka hendaklah minum dengan tangan kanannya. Sebab setan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.”(HR. Muslim)
Sebenarnya kedua tangan manusia dapat mengeluarkan tiga macam enzim, namun konsentrasi di tangan kanan lebih banyak daripada tangan kiri. Dan enzim-enzim tersebut sangat membantu dalam proses pencernaan makanan.
4. Tidak mencela makanan
Memakanan makananan yang disukai dan tidak mencela makanan yang tidak disukai. Bagaimana yang dipraktekkan Rasulullah SAW,
ماعاب رسول الله صلى الله عليه وسلم طعاما قط، كان اذا اشتهى شيئا أكله وإن كرهه تركه
Artinya, “Rasulullah Sholallahu ‘alaihi Wasallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau mau maka beliau memakannya, dan jika tidak makan beliau meninggalkannya.” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi)
5. Disunahkan makan bersama
Disunnah berkumpul ketika ingin makan. Makan bersama akan menambah nikmat dan berkah, lebih banyak yang berkumpul maka banyak juga berkah nya. Rasulullah SAW bersabda,
طعام الواحد يكفي الاثنين، وطعام الاثنين يكفي الأربعة، وطعام الأربعة يكفي الثمانية
Artinya, “Makanan satu orang cukup untuk dua orang, dan makanan dua orang cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang cukup untuk delapan orang.” (HR. Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi)
Beliau juga bersabda,
فاجتمعوا على طعامكم واذكروا اسم الله عليه يبارك لكم فيه
Artinya, “Berkumpulkan ketika makan dan bacalah nama Allah maka Allah akan memberkati kalian dalam makanan itu.” (HR. Abu Daud dan Ahmad)
6. Tidak berlebihan dalam makanan dan juga tidak kekurangan
Rasulullah juga menasehati untuk bijak dalam segala hal, termasuk dalam makanan. Setiap orang harus dapat mengira-ngira seberapa banyak yang ia perlukan dalam makan supaya tidak terjadi nya berlebihan dan tidak juga kekurangan.
Rasulullah SAW bersabda,
فثلث لطعامه وثلث لشرابه وثلث لنفسه
Artinya, “Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafas.”(HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah)
Share on Google Plus

About Haydar Maulana Ali

Pelajar Multimedia Di SMK Budhi Warman 1

0 comments:

Post a Comment