Jakarta, Berita Adzan — Ustad Taufiq menuturkan dalam Khutbah Jumatnya di Masjid Raya Baitul Muttaqin Jakarta, Jumat (22/04), usia merupakan suatu nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia. Kelak di akhirat, sungguh akan dimintakan pertanggungjawaban oleh Allah SWT Sebagaimana dalam riwayat Hadis yang sahih, Bahwasanya Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda,
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ (فِيمَا أَبْلاَهُ)
Artinya, “Tidak akan bergeser 2 telapak kaki se-orang hamba (kelak) pada hari kiamat hingga ia di-tanya (diminta pertanggung-jawaban oleh Allah) tentang umurnya kemana dihabiskannya (umur tersebut), Menganai ilmunya bagaimana dia telah mengamalkannya, Mengenai harta-nya, dari-mana ia memperolehnya dan ke mana ia membelanjakannya, serta Mengenai tubuhnya untuk apa digunakannya.”(HR. At-Tirmidzi).
Menurut Ustad Taufiq, kesempatan umur yang Allah SWT limpahkan kepada manusia ini ternyata kelak akan dipertanyakan oleh Allah SWT. Bahkan, Allah SWT di dalam Al Quran telah menceritakan perihal orang-orang kafir yang kemudian oleh Allah SWT dimasukkan ke dalam Neraka Jahanam dan Allah SWT pun dengan kesempatan umur (atau usia) yang diberikan kepada hamba-hambanya. Allah SWT berfirman,
وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَىٰ عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي كُلَّ كَفُورٍ
وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَىٰ عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي كُلَّ كَفُورٍ
Artinya, “Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir.”(Fatir : 36).
Dan pada ayat selanjutnya Allah SWT melanjutkan,
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ
Artinya, “Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.”(Fatir : 37).
Masih dari Ustad Taufiq, kesempatan usia yang Allah SWT berikan kepada manusia ternyata suatu saat akan dipertanyakan. Umur umat Rasulullah SAW yang apabila dibandingkan dengan usia umat-umat Nabi terdahulu, Maka umur kita yakni umat Rasulullah SAW ini akan relatif lebih singkat.
Usia 60 atau 70 tahun ini jika kita bandingkan dengan usia umat-umat terdahulu seperti umat Nabi Nuh, maka umat Rasulullah ini sangatlah pendek. Sebagaimana yang dijelaskan Allah SWT dalam firmannya,
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ
Artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.”(Al-‘Ankabut : 14)
Berdasarkan pengertian surat di atas bisa disimpulkan bahwasanya usia umat Nabi Nuh itu rata-rata adalah 950 tahun. 950 tahun jika kita bandingkan dengan 60 atau 70 tahun umat Rasulullah SAW, maka sungguh sangat-lah jauh sekali, alias pendek umur umat sekarang ini. Akan tetapi, Allah SWT Maha Kasih Sayang dan Maha Pemurah terhadap umat Rasulullah SAW ini, meskipun dihitung dari segi usia sangat jauh, namun, jika pada hakikatnya kita sebagai Umat Rasulullah SAW ini betul-betul memanfaatkan secara maksimal akan kesempatan yang Allah SWT berikan ini, maka usia ini akan mampu melebihi 1000 tahun dari sisi hakikat atau segi kualitasnya.
Seperti contoh di bulan Suci Ramadhan. Allah SWT di dalam surah Al-Qadr, dimana disitu dijelaskan bahwa Allah SWT memberikan satu malam yang keutamaannya lebih baik dari pada 1000 bulan (Malam Lailatul Qadar). Atau kurang lebih setara dengan 83 tahun + 4 bulan. Bagi Kita yang telah melewatkan malam itu yakni yang mengisinya dengan berbagai amalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Maka anggap saja 1 malam = 1000 bulan atau 1 malam = 83 tahun 4 bulan. Kalau dua kali atau selama 2 Tahun pasca Ramadhan saja kita melewatkannya, maka sudah 160 tahun lebih. Kalau misalkan 20 tahun kita melewatkannya, dengan Ramadhan tersebut kita manfaatkan kesempatan dengan ibadah yang Allah SWT Ridhoi maka seolah-olah hakikatnya jika dihitung yakni 20 x 83 = 1660 lebih. Artinya apabila dalam 20 tahun saja kita melewati Malam 1000 Bulan ini dan kita betul-betul manfaatkannya dengan ibadah yang baik kepada Allah SWT, maka seolah-olah sejatinya usia kita itu sudah melebihi 1000 tahun.
Oleh karena itu, lanjut ia, mulai dari sekarang mulai dari detik ini, marilah kita memanfaatkan umur yang Allah SWT berikan kepada kita ini dengan semaksimal mungkin beribada kepada-Nya.
Meskipun umur yang Allah SWT berikan kepada kita yakni umat Muhammad SAW ini sangatlah pendek bila dibandingkan dengan umat terdahulu. Akan tetapi, Allah SWT telah memberikan kepada kita kemuliaan yang sangat banyak, kemuliaan yang melimpah ruah, yang Insya Allah dengan kemuliaan tersebut pahala yang kita dapat pun akan terus mengalir. Semoga Allah SWT Meridhai amal baik kita.
sumber : Aktual.com
0 comments:
Post a Comment