Jakarta, Aktual.com — Ustad Muhammad Ghozali menjelaskan, bahwa terdapat banyak kekuatan dan keajaiban dalam salat tahajud. Dengan melaksanakan salat tahajud secara ikhlas karena Allah SWT dan dengan rajin maka kita akan dimudahkan dalam menghadapi kehidupan di zaman sekarang.
Mengapa bisa dikatakan demikian? Karena Allah SWT menegaskan, bahwa orang yang salat tahajud akan selalu mempunyai sifat rendah hati dan ramah. Ketenangan yang merupakan refleksi dari ketenangan jiwa dalam menjalani kehidupan sehari-hari di masyarakat. Allah SWT berfirman,
وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا
Artinya, “Dan Hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas Bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.”(Al-Furqan : 63-64).
Dalam sebuah Hadis sahih menyebutkan, “Setan mengikat tiga ikatan tiga ikatan pada tengkuk kepala setiap orang diantara kalian ketika tidur . Pada setiap tali setan berseru (dengan bisikan halus), “Lewatilah malam yang panjang ini dan tidurlah !” Jika ia bangun karena ingat Allah SWT,lepaslah satu ikatan. Jika kemudian ia berwudhu, lepaslah satu ikatan lagi. Jika kemudian ia salat, maka lepaslah semua ikatan itu, sehingga pada paginya, ia akan giat bekerja (sehingga menjadi kaya) dan jiwanya baik (sehingga menjadi bahagia). Jika ia tidak melakukan semua itu,maka pada paginya, jiwanya akan tidak baik (sehingga tidak akan bahagia) dan ia akan malas bekerja (sehingga tidak akan kaya).”(HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud).
“Hadis tersebut menjelaskan bahwa melakukan tahajud akan membuat kita menjadi kaya (karena giat bekerja, red) dan (bahagia karena berjiwa baik, red). Tidak semua orang yang melakukan salat tahajud lantas menjadi kaya dan atau bahagia . Tidak sedikit yang justru tenggelam (menjadi miskin dan kian sengsara, red) dalam tahajud. Lantas apa yang keliru dari salat tahajud yang mereka jalankan secara rutin ?. Jawabannya, mungkin ada pada penilaian kita terhadap kualitas salat tahajud yang kita kerjakan. Kita cenderung mengira bahwa salat tahajud yang kita kerjakan sudah benar dan sempurna, padahal itu keliru,” papar Ustad Ghozali kepada Aktual.com, di Jakarta, Rabu (16/03).
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya pelaku ibadah itu mengira telah menegakkan salat (seutuhnya), padahal tidaklah tertulis baginya, kecuali setengah salat, atau sepertiganya,atau seperempatnya, atau seperlimanya sampai sepersepuluhnya.”(HR. Ahmad dan Abu Daud).
Mengenai sabda Rasulullah SAW tersebut, seorang Sahabat bernama Ammar bin Yasir Ra. Menerangkan, Yang dicatat untuk dia (si pelaku ibadah) dari salatnya hanyalah apa yang ia tegakkan dari salat itu dengan akalnya.”(HR. Ahmad dan Abu Daud)
0 comments:
Post a Comment