Jakarta, Berita Adzan — Ustad Hasanudin menjelaskan tentang sejarah Nabi Muhammad SAW di zamannya, yang merupakan Panglima perang sekaligus ahli strategi militer terhebat di seluruh dunia. Rasulullah SAW adalah komandan militer yang sangat tagguh dan gagah berani. Dalam sejarah Islam, sekian banyak perang terjadi dan Rasulullah SAW memimpin langsung sebagai Panglima perang yang sangat ditakuti oleh musuh-musuhnya (musuh Islam).
Allah SWT berfirman,
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ
Artinya, “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.”(Al-Hajj : 39).
“Namun penting dicatat bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah memulai peperangan. Beliau tidak pernah berniat menyakiti siapa pun. Akan tetapi Rasulullah SAW senantiasa mengingatkan agar umat manusia memilih jalan Allah SWT, menikmati kedamaian dan kesejahteraan di bawah hukum dan petunjuk Sang Pencipta. Namun sejarah mencatat kaum kafirlah yang selalu memilih cara-cara agresif untuk menghancurkan keyakinan dan kehidupan Rasulullah SAW dan umatnya. Tapi Rasulullah SAW senantiasa ingin melindungi keyakinannya dari serangan orang-orang kafir,” tutur Ustad Hasan-panggilan akrab Hasanudin, kepada Aktual.com, di Jakarta, Selasa (08/03).
Ada beberapa cara yang biasa dilakukan Rasulullah SAW sebelum Beliau berperang yaitu,
1. Berdamai
“Rasulullah SAW berusaha sebaik mungkin memilih jalan damai. Dia bisa melakukannya melalui jalur diplomasi, adu argumentasi, tukar pikiran dan selalu mengimbau umatnya untuk selalu berpikir positif kepada kaum Quraisy, Yahudi dan suku-suku lainnya. Dan disamping itu beliau mengajak mereka untuk menyembah dan menaati Allah SWT demi kebaikan bersama.”
2. Mobilisasi
“Ketika semua jalur damai kandas dan musuh-musuhnya mulai melakukan operasi militer, Rasulullah SAW pun memobilisasi seluruh kekuatan sumber daya, baik kekuatan pasukan, kematangan strategi perang maupun dukungan logistik, yang bertujuan untuk menggagalkan serangan militer musuh. Aksi tersebut dilakukan dengan tetap memerhatikan strategi agar jumlah korban yang jatuh di kedua belah pihak dapt ditekan seminimal mungkin.”
3. Membaca kondisi
“Dalam banyak peperangan Rasulullah SAW merumuskan strategi militer dengan sangat baik berdasarkan kemampuannya membaca kondisi geografis. Selain itu juga bisa menghitung kekuatan, mobilitas, semangat juang dan titik lemah strategi musuh. Strategi perangnya diputuskan setelah beliau membuat penilaian terhadap seluruh faktor yang menentukan kesuksesan operasi militer.”
4. Serangan kejutan
“Rasulullah SAW sangat memerhatikan pentingnya efek psikologis serangan kejutan. Demikian pula dengan kerahasiaan gerakan, kecepatan dan mobilitas kekuatan dalam pertempuran, beliau mengirim patroli pengintai dan patroli tempur khusus ke sekeliling area pertempuran dan wilayah-wilayah strategis lainnya.”
“Pasukan inteligen pun dibentuk untuk mendapatkan rencana rahasia musuh, tak hanya itu Rasulullah SAW pun juga membentuk pasukan khusus yang menjalankan tugas-tugas rahasia. Pergerakan pasukan khusus ini juga tidak sekadar mencari informasi namun juga dilatih melakukan serangan tiba-tiba.”
“Dengan strategi ini, Rasulullah bisa menghemat biaya operasi militer sekaligus meminimalisasi yang jatuh di kedua belah pihak. Patroli kerap dilakukan untuk menangkap musuh dengan tiba-tiba. Langkah ini bisa membuatnya menggandeng musuh untuk berdamai tanpa harus terlibat pertempuran.”
“Jika mereka mencoba melarikan diri, pasukan Muslim diperintahkan tidak melakukan pengejaran. Karena tujuan perang bukan untuk membunuh melainkan untuk menghancurkan dan menghambat perlawanan mereka terhadap kaum Mukmin.”
0 comments:
Post a Comment