Cara Berbakti kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal Dunia (1)





Jakarta, Berita Adzan — Menurut Ustad Muhammad Ikrom, berbakti kepada kedua orang tua hukumnya adalah wajib. Apalagi bagi seorang Muslim hal tersebut sangatlah diwajibkan. Apabila hal itu kita tinggalkan maka kita akan mendapatkan dosa yang besar. Karena Islam menempatkan kedua orang tua pada posisi yang sangat mulia.
Begitu mulia dan pentingnya hal itu, sehingga banyak ayat Al Quran dan Hadis yang mengingatkan hak dan kedudukan mereka. Bahkan, sampai Allah SWT menyandingkan perintah berbakti kepada mereka dengan perintah beribadah kepada-Nya.
Allah SWT berfirman,
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Artinya, “Sembahlah Allah SWT dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,”(An-Nisa’ : 36)
Menurut Ustad Ikrom, perintah berbakti dan mensyukuri kedua orang tua setelah perintah beribadah dan bersyukur kepada Allah SWT, setidaknya menunjukkan dua hal yaitu,
Pertama, betapa mulianya kedua orang tua. Sehingga Allah SWT menyandingkan perintah untuk berbuat baik kepada mereka dengan perintah beribadah kepada-Nya, bahkan Rasululah SAW menuturkan, bahwa menyakiti kedua orang tua adalah termasuk dosa besar.
أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الكَبَائِرِ ؟ قُلْنَا : بَلَى يَا رَسُوْلَ الله. قَالَ ثَلاَثًا الإِشْرَاكُ بِاللهِ وَعُقُوْقُ الوَالِدَيْنِ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ أَلاَ وَقَوْلُ الزُّوْرِ وَشَهَادَةُ الزُّوْرِ. أَلاَ وَقَوْلُ الزُّوْرِ وَشَهَادَةُ الزُّوْرِ
Artinya, “Tidakkah kalian ingin aku kabarkan tentang dosa besar yang paling besar?” Kami menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau pun berkata tiga kali, “Menyekutukan Allah dan durhaka terhadap kedua orang tua.” Semula Beliau dalam keadaan bersandar, lalu beliau pun bangkit duduk dan mengatakan, “Ketahuilah, ucapan dusta dan saksi palsu ! Ketahuilah, ucapan dusta dan saksi palsu!.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Kedua, mengingatkan kepada kita bahwa amal bakti dan terimakasih kepada orang tua harus didasari dengan ibadah dan syukur kepada Allah SWT. Jadi, bakti kepada kedua orang tua yang tidak didasari dengan ibadah dan syukur kepada Allah SWT adalah kebaktian yang tidak benar.
Lantas bagaimana apabila orang tua kita telah meninggal dunia. Apakah kewajiban berbakti kepada mereka akan gugur setelah orang tua kita wafat?.
“Sebelumnya kita telah mengetahui bahwasanya sedemikian penting dan mulianya kedua orang tua, sehingga bakti anak kepada kedua orang tua tidak selesai setelah kedua orang tua meninggal dunia, tapi masih berlanjut walaupun sudah meninggal.”
Diriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki mendatangi Rasullah SAW lalu bertanya, “walau Rasulullah SAW, apakah saya masih bisa berbakti kepada kedua orang tua saya setelah kedua orang tua saya meningal dunia ?” Rasulullah SAW menjawab,
نَعَمْ ، الصَّلأةُ عَلَيْهِمَا وَالاسْتِغْفاَرُ لَهُمَا ، وإنْفاَذُ عَهْدِهِماَ مِنْ بَعْدِهِماَ ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لاَتُوْصَلُ إلاَ بِهِماَ ، وَ اِكْرَِامُ صَدِيْقِهِماَ
Artinya, “Iya masih bisa, yaitu dengan mensalatkan jenazah mereka, memohon ampunan untuk mereka, memenuhi janji mereka setelah mereka tiada, menyambung tali silaturrahmi yang tidak tersambung kecuali dengan mereka dan memuliakan teman mereka.”(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah)
Hadis tersebut di samping menujukkan, cara berbakti kepada kedua orang tua yang sudah meninggal, juga menunjukkan bahwa kebaikan yang dilakukan oleh orang yang masih hidup untuk orang yang sudah meninggal itu bermanfaat dan pahalanya akan sampai kepadanya. Hal ini dikuatkan banyak dalil, di antaranya,
اِذَامَاتَ ابْنُ ادَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْعِلْمٍ يُنْتَفَ بِهِ اَوْوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ
Artinya, “Jika anak adam meninggal, maka putuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya.” Bersambung……
sumber : Aktual.com
Share on Google Plus

About Haydar Maulana Ali

Pelajar Multimedia Di SMK Budhi Warman 1

0 comments:

Post a Comment